MERENUNG
DARI SEMUA YANG ADA DI ORGANISASI
Aku pikir aku yang engga bisa manage anak anak di
suatu organisasi tapi memang mereka’nya susah susah. Mereka kurang ada
kesadaran dan rasa memiliki suatu organisasi. Pelik kalau udah kaya gini.
Padahal organisasi itu harus dilandasi rasa sadar diri untuk membangun sebuah
interaksi yang menguntungkan.
Pertamanya okee okee aja kalau aku harus ngurusi
semuanya (*kadang sendiri dan berasa wonder woman dengan kekuatan 110%),
padahal kan intinya dan hasil akhirnya juga buat organisasi. Tapi lama lama
capek juga kalau musti dikorbanin kaya gini terus. Organisasi milik bersama dan
kalau berhasil toh buat bersama juga bukan cuma buat aku aja.
Sering ada perasaan yang sedikit ganjel di hati
kalau setiap acara harus “rame” gara gara mapping agenda yang engga jelas.
Bukan karna engga percaya sama kelebihan dari masing masing anggota tapi kok ya
mereka itu engga terlalu serius (#maaf) dalam melaksanakan tugas. Harusnya kan
ngomong dari awal apa yang dirasain dan jangan dibawa sampai ke acara.
Belum lagi masih banyak anggota yang harus disetir
karna engga paham musti darimana mulainya. Belum lagi beberapa orang yang
kadang malah bikin ribet acara. Yang paling tak benci adalah orang yang maunya menang
sendiri dan kalau acaranya berhasil, dia jadi SOMSE “sombong sendiri”. Berasa
dia yang melakukan semuanya dan tak berpikir kalau orang lain pun ikut andil
dalam acara.
“senengnya acara ini lancar. Alhamdulillah usahaku
selama ini engga sia sia”
Yang aku underline itu kadang bikin rancu di
otakku.!! “Usahaku” ... kamu bilang usahamu aja? Hellooooooo.. ini acara
bersama, panitianya aja ampe 20 orang dan kamu masih bisa bilang kaya gitu?!
Padahal kalau kamu mau tau kerjaanmu tuh gajje
alias engga jelas banget looh!! Masih belum sadar ya nak?? Wah kamu kayanya
“SAKIT”.
Memang siapapun tak ada yang sempurna di dunia ini.
Disini (di organisasi) ini saya banyak belajar mengenai sikap dan sifat orang
yang beda beda. Ehmm maksud saya “UNIK” kadang langka dan hanya ada di kampus
saya. Ha ha aha.
Kaderisasi anggota saat perekrutan anggota dalam
sebuah organisasi masih seadanya dan kadang tak tepat sasaran. Tidak adanya
sanksi yang tegas terhadap anggota yang tak mengikuti aturan dari suatu
organisasi. Dan yang paling penting adalah kualitas dari anggota yang kadang
pas pasan aja dan tidak dikembangkan. Ohooo. (salah siapa??)
Sekarang emang aku udah bukan salah satu pengurus
dari suatu organisasi di kampus, tapi kadang ngenes kalau liat organisasi kita
yang dulu eh sekarang low appreciate banget. Cuma berharap aja semoga ada
kesadaran dari adik adik angkatan buat mengembangkan organisasi supaya
organisasi kita dapat diacungi jempol sama orang orang yang sering meremehkan
kita.
Ending buat organisasi ...
Aku mau minta maaf di postingan ini sama semua
orang yang dulu pernah satu organisasi. Aku minta maaf atas keegoisan saat
mengutarakan opini, kemarahan saat harapan tak sesuai rencana, kejutekan aku ke
temen temen yang kadang bikin bertanya tanya “ada apa dengan ayie”, kekecewaan
yang dialami kalian saat bareng sama aku, jadi males dan ilfeel sama aku. Maaf
ya sudah jadi korban dari proses hidupku. Maafin yaa. Aku juga manusia biasa
yang kadang engga paham sama sikapku sendiri.